Close Menu
Said Mardani

    Berlangganan Newsletter

    Silahkan berlangganan newsletter untuk update informasi terkini.

    Trending Topik

    Idul Adha, Makna Kurban, dan Hikmah Kesehatan yang Menyeluruh

    6 Juni 2025

    Tersandera di Antara Sistem, Cerita Seorang Epidemiolog yang Belum Bisa Jadi “Epidemiolog”

    31 Mei 2025

    Hoaks Kesehatan dan Krisis Kepercayaan, Ancaman Diam di Era Digital

    30 Mei 2025

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025

    Tantangan SKDR di Era Digital, Tinjauan Ilmiah dan Prospek Masa Depan

    7 Mei 2025
    Pilihan Editor

    Idul Adha, Makna Kurban, dan Hikmah Kesehatan yang Menyeluruh

    6 Juni 2025

    Tersandera di Antara Sistem, Cerita Seorang Epidemiolog yang Belum Bisa Jadi “Epidemiolog”

    31 Mei 2025

    Hoaks Kesehatan dan Krisis Kepercayaan, Ancaman Diam di Era Digital

    30 Mei 2025

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
    Said MardaniSaid Mardani
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube WhatsApp
    SUBSCRIBE
    • BERANDA
    • TENTANG SAYA
    • PENTING DIBACA
    • RAGAM ARTIKEL
      • Artikel Kesehatan
      • Epidemiologi dan Penyakit
      • Sejarah Kesehatan
      • Opini
      • Ide & Kreatifitas
      • Catatan Spesial
      • Perjalanan
    • UNDUHAN
    • HUBUNGI SAYA
    Said Mardani
    Beranda»Epidemiologi dan Penyakit»Studi London 1854: John Snow dan Peta Kolera Pertama
    Epidemiologi dan Penyakit

    Studi London 1854: John Snow dan Peta Kolera Pertama

    Said MardaniOleh Said Mardani15 Desember 2022Tidak ada komentar2 Menit Dibaca
    Facebook Twitter WhatsApp Email Telegram Threads
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Email Telegram Threads

    Pada tahun 1854, kota London dilanda bencana kesehatan yang mengguncang, wabah kolera yang menyebar begitu cepat dan ganas, terutama di wilayah padat penduduk seperti Soho. Lebih dari 600 orang kehilangan nyawa hanya dalam waktu beberapa minggu. Kala itu, teori yang diyakini secara luas menyatakan bahwa penyakit menyebar melalui “miasma” yaitu udara buruk yang berbau busuk. Konsep ini dipercaya secara turun-temurun, bahkan oleh otoritas medis resmi. Namun, di tengah kepanikan dan ketidaktahuan, seorang dokter bernama John Snow muncul dengan pemikiran yang radikal dan pendekatan ilmiah yang revolusioner.

    John Snow dan Pemetaan Kolera Pertama di Dunia

    Snow menolak teori miasma. Ia memperhatikan bahwa penyebaran kolera tampak lebih berkaitan dengan akses air minum ketimbang udara di lingkungan sekitar. Tanpa teknologi laboratorium atau uji mikroba seperti sekarang, ia mengandalkan sesuatu yang sangat sederhana namun brilian: peta dan data. Dengan melakukan observasi lapangan, ia mencatat lokasi-lokasi rumah warga yang terkena dampak kolera dan menandainya satu per satu pada peta kota Soho.

    Dari peta itu, pola yang mencolok mulai terbentuk. Sebagian besar kematian terjadi di sekitar pompa air umum di Broad Street. Sementara rumah sakit, pabrik bir, dan rumah-rumah yang menggunakan sumber air berbeda menunjukkan tingkat kematian yang sangat rendah. Snow menyusun bukti, melakukan wawancara dengan penduduk, dan dengan penuh keyakinan meminta agar pegangan pompa di Broad Street dicabut. Permintaannya dikabulkan, dan hasilnya luar biasa: angka kematian segera menurun.

    Warisan Besar bagi Dunia Kesehatan & Epidemiologi

    Langkah John Snow bukan hanya menyelamatkan ratusan nyawa, tetapi juga menciptakan perubahan besar dalam cara dunia melihat penyakit. Ia berhasil menunjukkan bahwa penyebaran penyakit dapat dilacak, divisualisasikan, dan dicegah, asalkan kita memahami pola-pola dalam data. Metode Snow menjadi cikal bakal dari epidemiologi modern, yaitu cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dalam populasi, serta dasar bagi sistem kesehatan masyarakat yang lebih responsif terhadap data.

    Lebih dari sekadar peta, karya John Snow adalah simbol transformasi ilmiah. Ia membuktikan bahwa pendekatan ilmiah yang berbasis bukti, bahkan ketika bertentangan dengan opini mayoritas, dapat membuka jalan bagi kemajuan luar biasa dalam kesehatan masyarakat. Kini, warisan John Snow hidup dalam setiap dashboard pelacakan wabah, dari Ebola hingga COVID-19, dari WHO hingga aplikasi pelacakan kesehatan yang ada di ponsel kita.

    Sejarah bukan hanya kumpulan kejadian masa lalu, tetapi juga jendela untuk memahami masa kini. Apa yang dilakukan John Snow di abad ke-19 masih sangat relevan dalam dunia medis abad ke-21.

     

    Broad Street pump epidemiologi klasik ilmu kesehatan masyarakat infeksi air tercemar John Snow London 1854 pemetaan wabah penyakit menular peta kolera pertama revolusi ilmu kedokteran sejarah epidemiologi sejarah kedokteran modern sejarah kesehatan masyarakat visualisasi data medis wabah kolera London 1854
    Artikel SebelumnyaDari Rengat ke Samosir: Menyusuri Pesona Alam dan Kearifan Budaya di Bumi Toba
    Artikel Selanjutnya 10 Fakta Menarik tentang Ilmu Epidemiologi
    Said Mardani
    • Website

    Saya adalah penulis utama blog ini dengan fokus utama pada topik kesehatan sesuai latar belakang pendidikan dan pekerjaan saya, namun sesekali saya juga menulis tentang perjalanan, opini, ide, dan berbagai topik menarik lainnya untuk memberi warna dan variasi pada isi blog ini.

    Artikel Terkait

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025

    Tantangan SKDR di Era Digital, Tinjauan Ilmiah dan Prospek Masa Depan

    7 Mei 2025

    Kasus Campak di Disneyland, Bukti Bahaya Gerakan Anti-Vaksin

    12 Maret 2025
    Berikan Komentar Batalkan Kirim

    Posting Terkini
    Artikel Kesehatan

    Idul Adha, Makna Kurban, dan Hikmah Kesehatan yang Menyeluruh

    Oleh Said Mardani6 Juni 20250

    Setiap gema takbir yang menggema saat Idul Adha membawa suasana yang berbeda. Ada keheningan yang…

    Tersandera di Antara Sistem, Cerita Seorang Epidemiolog yang Belum Bisa Jadi “Epidemiolog”

    31 Mei 2025

    Hoaks Kesehatan dan Krisis Kepercayaan, Ancaman Diam di Era Digital

    30 Mei 2025

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025

    Tantangan SKDR di Era Digital, Tinjauan Ilmiah dan Prospek Masa Depan

    7 Mei 2025

    Kasus Campak di Disneyland, Bukti Bahaya Gerakan Anti-Vaksin

    12 Maret 2025

    Kolaborasi Komunitas, Menjaga Kesehatan Bersama Lewat Surveilans Partisipatif

    10 Februari 2025

    Herd Immunity Melalui Imunisasi, Mitos atau Harapan Realistis?

    7 Februari 2025

    Bagaimana Epidemiologi Membantu Mengakhiri Wabah Polio di Dunia?

    9 Januari 2025

    Imunisasi Sepanjang Usia: Investasi Kesehatan Seumur Hidup

    2 Januari 2025
    Tetap Terhubung
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • YouTube
    • WhatsApp
    • Threads

    Berlangganan Newsletter

    Silahkan berlangganan newsletter untuk update informasi terkini.

    Tentang Saya
    Tentang Saya

    SAID MARDANI
    Lihat Tentang Saya

    Komentar Terkini
    • Ismail pada Mengenal Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
    • Said Firmansyah pada Mengenal Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
    • Eddie pada Mengenal Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
    Trending Topik

    Tersandera di Antara Sistem, Cerita Seorang Epidemiolog yang Belum Bisa Jadi “Epidemiolog”

    Dari Depok ke Panggung Nasional: Perjalanan Tak Terduga di NSCE Makassar

    Hoaks Kesehatan dan Krisis Kepercayaan, Ancaman Diam di Era Digital

    Herd Immunity Melalui Imunisasi, Mitos atau Harapan Realistis?

    PENTING DIBACA
    • Hubungi Saya
    • Kebijakan Privasi
    • Ketentuan Penggunaan
    • Periklanan
    • Tentang Saya
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube WhatsApp
    © 2025 Said Mardani. Designed by Zarazmedia Creative Agency.

    Ketik kata kunci yang ingin Anda cari dan tekan Enter untuk mencari. Tekan Esc untuk membatalkan.